Monday, August 1, 2016

TIPS: CARA MUDAH (TUBLES) MENAMBAL BAN DITENGAH HUTAN YANG SEPI

        Pernahkan anda melakukan perjalanan jauh seharian penuh dengan melintasi jalan aspal, jalan tanah, jalan bebatuan, lumpur hingga melewati 2 sampai dengan 3 gunung dalam perjalanan..?
Jika belum pernah berarti anda termasuk orang yang malas berpergian jauh menggunakan kereta hanya untuk bertemu dan bertamu pada rumah sahabat, saudara bahkan kenalan yang baru anda kenal yang jauh dari tempat asal anda tinggal. Namun, jika anda sudah pernah melakukan perjalanan jauh te4rsebut anda akan tau kenikmatan dan keresahan selama perjalanan.sebagai penulis amatiran, saya merekomendasikan anda untuk membawa perlengkapan seperti Uang, Korek Api, Pisau Columbia dan botol aqua besar yang sudah di isi air minum hingga penuh. Perlengkapan tersebut akan bermanfaat nantinya menurut fungsi masing-masing.
         Dalam perjalanan jauh hal yang paling menakutkan adalah bocor atau kempesnya ban kereta ditengah2 hutan yang sepi dan tak berpenghuni.
Nah, jika hal ini terjadi maka langkah2 yang harus dilakukan sebagai berikut:
1.                 Ambillah sajadah(sarung jg boleh), ambillah wuzuk dan shalatlah karena itu pertanda bahwa anda belum shalat. Jika memang shalat wajib sudah dilakukan maka shalat sunatlah sekali lagi. Setelah shalat ucapkanlah terimakasih pada Tuhanmu karena telah membuat keretamu berhenti dan anda sudah mengingat akan shalat. Jika hal tersebut tidak terjadi maka kebiasaan pengendara akan lalai dengan sendirinya diperjalanan terlebih pemandangan kiri kanannya yang indah menawan
2.     Meminta atau menunggu mobil(mobil angkutan diutamakan) lewat agar bisa membantu bantuan agar kereta bisa dinaikkan ke atas mobil dan akan diturunkan pada bengkel2 terdekat yang ada nantinya.
#jika ban bocor jangan paksa kereta untuk berjalan karena akan hancur dan retak ban dalan nantinya dan bahkan dapat merusak ban luar
3.      Jika langkah 1 dan 2 tidak berhasil dan tidak memihak kepada anda, silahkan mencoba hal ini:
Ambillah pisau columbia anda dan congkellah ban luar hingga ban dalam dapat terlihat. Selanjutnya carilah rumput2 dan dedaunan2 tua, muda ataupun kering sebanyak2nya dan masukkan kedalam ban luar tersebut hingga padat. Hal semacam ini sangat jarang ada yang melakukan, bahkan kemungkinan besar pembacapun menganggap hal ini konyol. Namun dalam prakteknya cara ini bisa di andalkan jika memang kondisi sudah sekarat.
setelah ban terasa padat anda sudah bisa berjalan kembali, tapi ingat !!! anda tidak bisa melaju dengan ce3pat dan harus exstra hati-hati saat anda berbelok.

@Selamat mencoba
Berdasarkan pengalaman penulis
#AnehMemang

“Jangan Percaya Jika Tidak Pernah Berbuat”


#CARA MEMBUAT WANITA PENASARAN#


      Sebenarnya cukup banyak cara membuat seorang wanita terlebih yang anda sukai merasa penasaran. Wanita cenderung memaknai suatu kejadian dengan perasaannya, maka jangan heran kalau wanita pernah mengatakan:
1. Saya MERASA bahagia bisa dekat kamu hari ini.
2.Saya rasa cuaca hari ini tidak seperti biasanya deh.
Dua hal diatas tersebut adalah hal yang pasti anda pernah mendengarkannya.
      Jika anda mau diingat oleh orang yang anda sukai maka buatlah dia penasaran terlebih dahulu.
caranya: mintalah pinjaman uang sama dia, mintalah yang lumayan banyak dan berjanjilah akan melunasinya bulan depan. Hal yang harus anda lakukan selanjutnya adalah tidak membayar utangnya pada bulan depan.
Nah dengan demikian anda akan selalu diingat karena utang yang belum anda lunasi dan membuat dia penasaran kenapa gak bisa dilunasi tepat waktu seperti yang sudah-sudah. Semakin lama anda tidak membayar utang semakin lama pula ia ingat anda dan penasaran kepada anda.

NOTE: Pastikan anda pernah berhutang sama wanita tersebut minamal 3x (tanpa berurutan),namun anda boleh membuat dia ingat dan penasaran pada pinjaman ke4.

  hahaha

Tuesday, February 23, 2016

Buang-buang tenaga dilaut bersama sikamfret... preettttt
Contoh anak kurang kerjaan ya begine ne..

My SKRIPSI



BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang Masalah
Secara teori, sebuah negara dibentuk oleh masyarakat di suatu wilayah yang tidak lain bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup bersama setiap anggotanya dalam hal kebersamaan. Dalam angan setiap anggota masyarakat, negara yang dibentuk oleh mereka ini akan melaksanakan fungsinya menyediakan kebutuhan hidup masyarakat berkaitan dengan interaksi hidup berdampingan dengan orang lain di sekelilingnya. Di kehidupan sehari-hari, kebutuhan bersama itu sering diartikan sebagai “kebutuhan publik”. Salah satu contoh kebutuhan publik yang mendasar adalah kesehatan. Kesehatan adalah pelayanan publik yang bersifat mutlak dan erat kaitannya dengan kesejahteraan masyarakat. Untuk semua pelayanan yang bersifat mutlak, negara dan aparaturnya berkewajiban untuk menyediakan layanan yang bermutu dan mudah didapatkan setiap saat. Salah satu wujud nyata penyediaan layanan publik di bidang kesehatan adalah adanya puskesmas.
Di Indonesia puskesmas merupakan tulang punggung pelayanan kesehatan tingkat pertama. konsep puskesmas dilahirkan tahun 1986 ketika dilangsungkan Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) I di Jakarta. Melalui rakernas tersebut timbul gagasan untuk menyatakan semua pelayanan tingkat pertama kedalam suatu organisasi yang dipercaya dan diberi nama Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas).[1] Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpaku kepada masyarakat diwilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Tujuan utama dari adanya puskesmas yaitu menyediakan layanan kesehatan yang bermutu namun dengan biaya yanng relatif terjangkau untuk masyarakat, terutama masyarakat dengan kelas ekonomi menengah ke bawah.[2]
Kegiatan-kegiatan pokok puskesmas semakin berkembang sejak berdirinya hingga sekarang. Berdasarkan buku pedoman kerja puskesmas yang terbaru ada 18 usaha pokok kesehatan yang dapat dilakukan oleh puskesmas, itupun sangat tergantung kepada faktor tenaga, sarana prasarana, serta biaya yang tersedia berikut kemampuan dari tiap-tiap puskesmas.
Penyuluhan kesehatan masyarakat merupakan bagian yang tak terpisahkan dari tiap-tiap program puskesmas, kegiatan penyuluhan dilakukan pada setiap kesempatan oleh petugas, apakah diklinik puskesmas, rumah, dan kelompok-kelompok masyarakat. Dengan demikian, seorang perawat atau petugas harus mampu menjalankan peranannya dalam memberikan penyuluhan kesehatan kepada individu, keluarga, masyarakat, maupun kelompok khusus, apakah itu dirumah sakit, klinik puskesmas, rumah bersalin, dirumah maupun dimasyarakat dalam mengubah prilaku mereka kepada prilaku yang sehat. Kunci keberhasilan daripada penyuluhan adalah sejauh mana kemampuan si penyuluh (Komunikator) mampu melakukan komunikasi secara efektif  terhadap sasaran (Komunikan), karena komunikasi merupakan proses tercapainya kesamaan pengertian antara individu yang bertindak sebagai sumber dengan individu yang bertindak sebagai pendengar.[3]
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa lepas dari kegiatan komunikasi. Kenyataannya komunikasi secara mutlak merupakan bagian yang tak bisa dipisahkan dari kehidupan kita, tidak terkecuali bagi yang berstatus sebagai perawat yang tugasnya sehari-hari berhubungan dengan orang lain. Entah itu dengan pasien, teman, atasan, dan sebagainya. Maka komunikasi adalah sarana yang sangat efektif dalam memudahkan perawat melaksanakan peran dan fungsinya dengan baik. Sebagaimana kita ketahui pasien selalu menuntut pelayanan yang paripurna. Sakit yang diderita pasien bukan hanya sakit secara fisik saja namun jiwanya juga mengalami gangguan emosi. Penyebabnya bisa dikarenakan oleh proses adaptasi dengan lingkungannya sehari-hari. disinilah peranan komunikasi mempunyai andil yang sangat besar. Ada empat keharusan bagi perawat dalam serangkaian komunikasi  dengan pasien dan masyarakat. Empat keharusan tersebut yakni: pengetahuan, ketulusan, semangat dan praktek.[4]
Istilah komunikasi berasal dari kata latin communis, yang artinya sama. Arti kata sama di sini menunjukkan sama makna diantara dua orang atau lebih yang terlibat komunikasi dan dalam betuk percakapan atau pertukaran informasi. Dalam komunikasi tidak hanya terjadi proses pemberitaan informasi (sekadar mengetahui atau mengerti), tetapi juga adanya persuasif. Persuasif adalah salah satu bentuk kesediaan orang untuk menerima suatu paham atau keyakinan dan melakukan suatu tindakan ataupun perbuatan. Komunikasi merupakan hal yang penting dalam keseharian kita, melalui komunikasi dapat terjalin suatu hubungan dan kepercayaan antar individu. Bahkan melalui komunikasi dapat mengubah kepercayaan, nilai, dan keyakinan yang dianut individu mupun kelompok. Komunikasi memegang peranan besar karena pada dasarnya setiap manusia memiliki kemampuan untuk berkomunikasi sekalipun bentuk dan cara komunikasinya berbeda-beda. Keterampilan berkomunikasi melibatkan aktifitas fisik, psikologis, dan sangat dipengaruhi oleh latar belakang budaya, sosial, pengalaman, usia, pendidikan, dan tujuan komunikasi.[5]
Dalam konsepsi kesehatan secara umum, penyuluhan kesehatan diartikan sebagai kegiatan pendidikan kesehatan yang dilakukan dengan cara menyebarluaskan pesan dan menamkan keyakinan. Dengan demikian, masyarakat tidak saja sadar, tahu, dan mengerti, tetapi juga mau dan dapat melakukan anjuran yang berhubungan dengan kesehatan. Terkait dengan definisi tersebut, maka petugas peyuluh kesehatan harus menguasai ilmu komunikasi dan menguasai pemahaman yang lengkap tentang pesan yang akan disampaikan.
Tujuan dari penyuluhan kesehatan adalah untuk mengubah perilaku kurang sehat menjadi sehat. Sementara itu, sasaran penyuluhan kesehatan, seperti juga sasran pendidikan kesehatan, meliputi masyarakat umum dengan orientasi masyarakat pedesaan, masyarakat kelompok khusus, dan individu dengan teknik pendidikan kesehatan individual.[6]  Perencanaan penyuluhaan merupakan kegiatan bersama/tim dan harus didasarkan atas pengetahuan yang cukup tentang apa yang akan diberikan penyuluh, program apa yang mempercepat penanggulangan, daerah dan masyarakat yang menjadi sasaran, serta sarana yang bisa dipergunakan dan dimanfaatkan.
Penyuluhan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran penduduk akan nilai kesehatan melalui upaya promosi kesehatan sehingga masyarakat dengan sadar mau mengubah prilakunya menjadi prilaku sehat. Kegiatan penyuluhan dilakukan secara berkala untuk kelompok-kelompok masyarakat diwilayah kerja puskesmas.[7] Tujuan pokok dalam penyuluhan kesehatan adalah adanya perubahan prilaku, dalam teori dinyatakan bahwa prilaku seseorang dipengaruhi oleh sikapnya. Kalau berhasil megubah prilaku seseorang, maka ia akan mengubah perilakunya. Namun demikian, hal ini tidak mutlak sebab dalam praktiknya tidak selamanya benar. Orang bisa berperilaku bertentangan dengan sikapnya dan bisa juga merubah sikapnya sesudah yang bersangkutan merubah perilakunya.
Jadi, dalam penyuluhan ada beberapa hal yang dapat di evaluasi yang berkaitan dengan perilaku seperti prilaku orang tua membawa anaknya ke puskesmas untuk dilakukan imunisasi, anggota keluarga dlam masyarakat membuat jamban, menyediakan tempat penampungan sampah sementara, dan lainnya.


Namun demikian, ada beberapa prilaku yang tidak dapat diamati secara langsung seperti jamban dan tempat penampungan sampah dipergunakan atau tidak. Dalam penyuluhan tentunya tidak dapat dievaluasi secara tuntas (langsung) sebab perubahan prilaku membutuhkan waktu. Program penyuluhan hanya bisa mengukur pada pengetahuan dan sikap mereka terhadap kesehatan, yang Cuma merupakan tolak ukur sementara, atau tolak ukur yang kemungkinan terjadinya perubahan prilaku, Sementara perubahan perilaku dipengaruhi oleh beberapa diantaranya faktor sosial budaya, ekonomi, politik, faktor sarana, dan faktor-faktor lain.[8]
Sekalipun berbagai hasil telah banyak dicapai dan dilakukan, pelaksanaan puskesmas masih menghadapi berbagai masalah diantaranya visi dan misi puskesmas belum dirumuskan secara jelas sehingga pelaksanaan program puskesmas  dan keterkaitannya dengan program pembangunan kesehatan secara keseluruhaan belum berjalan maksimal. Keterlibatan masyarakat yg merupakan andalan penyelenggaraan penyuluhan dan pelayanan kesehatan belum dikembangkan secara optimal, sampai saat ini, puskesmas kurang berhasil menumbuhkan inisiatif dan rasa memiliki serta belum mampu mendorong kontribusi sumber daya masyarakat dalam penyelenggaraan upaya puskesmas.[9]
Pada umumnya banyak faktor yang mempengaruhi kinerja seorang petugas kesehatan dalam mencapai keberhasilan suatu program, namun keberhasilan program penyuluhan  kesehatan tergantung dari komunikasi petugas dalam melaksanakan peran dan fungsinya secara professional khususnya di Puskesmas Kecamatan Peukan Baro Kabupaten Pidie. Selama ini penyuluhanan kesehatan hanyalah sebatas penyuluh kesehatan yang bertugas memberikan informasi, Padahal seorang perawat  bukan hanya memberikan informasi tetapi juga dapat berperan sebagai pendidik, motivator kesehatan, dan agen perubahan (perubahan perilaku sehat).  Hubungan komunikasi yang erat antara petugas kesehatan dan masyarakat sangat penting dan harus terjadi interaksi sosial yang bermanfaat. Petugas kesehatan harus tanggap terhadap kebutuhan masyarakat yang mereka layani.
Puskesmas masih belum berhasil dalam menggali, menghimpun dan mengorganisasi partisipasi masyarakat serta membina kemitraan dengan sektor lain yang terkait. Selama ini penyuluhan yang dilakukan perawat Puskesmas Peukan Baro masih kurang efektif dalam komunikasi persuasif. Hal ini dapat dibuktikan dengan perilaku masyarakat yang enggan membuat tempat sampah, pasien seolah tidak peduli akan kesehatannya ketika sehat kembali karena sudah kebiasaan gaya hidup yang tidak sehat dan selalu berpikiran kuno dengan menumpuk sampah di sudut rumah dan membakarnya, kemudian masyarakat masih kurang memperhatikan kebersihan dalam rumahnya sehingga banyak anak-anak yang terkena demam berdarah saat musim hujan tiba, dalam hal  kebersihan lingkungan juga masih cukup memprihatinkan. Hal ini disebabkan karena ternak-ternak milik masyarakat seperti sapi, kambing, dan kerbau masih berkeliaran bebas tanpa pengandangan. Selain itu, dukungan dana/anggaran untuk petugas yang akan melakukan penyuluhan juga masih tergolong sangat terbatas.
Berdasarkan uraian tersebut maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian  lebih lanjut tentang “Komunikasi Perawat dalam Memberi Penyuluhan Kesehatan (Study pada Puskesmas Kecamatan Peukan Baro Kabupaten Pidie).
B.  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, yang menjadi rumusan masalah penelitian adalah:
1.    Bagaimana komunikasi perawat dalam memberi penyuluhan kesehatan di    Puskesmas Kecamatan Peukan Baro Kabupaten Pidie ?
2.    Apa saja kendala komunikasi perawat dalam memberi penyuluhan kesehatan di puskesmas Kecamatan Peukan Baro Kabupaten Pidie ?
C.  Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah:
1.    Untuk mengetahui komunikasi perawat dalam memberi penyuluhan kesehatan di Puskesmas Kecamatan Peukan Baro Kabupaten Pidie.
2.    Untuk mengetahui kendala komunikasi yang terjadi pada perawat dalam memberi penyuluhan kesehatan di Puskesmas Kecamatan Peukan Baro Kabupaten Pidie.
D.  Kegunaan Penelitian
     Adapun manfaat dari penelitian bersifat teoritis dan manfaat praktis:
1.         Manfaat Teoritis
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambahkan khazanah ilmu pengetahuan terutama dalam bidang komunikasi dan penyuluhan.
2.  Manfaat Praktis
a.         Menjadi pedoman sekaligus referensi bagi mahasiswa yang ingin mendalami ilmu komunikasi dan penyuluhan, terutama mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry Banda Aceh
b.        Sebagai tambahan pengalaman dan wawasan bagi peneliti sendiri tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan komunikasi dan penyuluhan.






















Saturday, December 26, 2015

Dokumentasi Gunung dan Danau Kemiki









SAMPAH (sebuah Karya Ilmiah)





KATA PENGANTAR

       Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan karya ilmiah ini yang berjudul “PENGOLAHAN SAMPAH”.Karya ilmiah ini di susun sebagai salah satu tugas mata pelajaran biologi.

      Aktifitas manusia dalam memanfaatkan alam selalu meninggalkan sisa yang dianggapnya sudah tidak berguna lagi sehingga diperlakukannya sebagai barang buangan yang disebut sampah. Sampah secara sederhana diartikan sebagai sampah organik dan anorganik yang dibuang oleh masyarakat dari berbagai lokasi di suatu daerah. Sumber sampah umumnya berasal dari perumahan dan pasar.

       Pengelolaan sampah diantaranya dapat dimanfaatkan menjadi pupuk cair organik yang didalamnya terkandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman, perbaikan struktur tanah dan zat yang dapat mengurangi bakteri yang merugikan dalam tanah. Pupuk organik biasanya tidak meninggalkan residu / sisa dalam tanaman sehingga hasil tanaman akan aman bila dikonsumsi.

       Dalam penyusunan karya ilmiah,ini kami telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuankami. Namun sebagai manusia biasakami tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan baik dari segi tekhnik penulisan maupun tata bahasa. Tetapi walaupun demikian kami berusaha sebisa mungkin menyelesaikan karya ilmiah meskipun tersusun sangat sederhana.

      Demikian semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca pada umumnya. Kami mengharapkan saran serta kritik dari berbagai pihak yang bersifat membangun.
                                                                                                                                                            
                                                                                                                                                              Penulis
                                                                                                                                                              Juni,2012



DAFTAR ISI
Kata pengantar
 ............................……………………………………….............……………………………………….i    
Daftar isi
…………………………………………………………….............……………………………………..ii

Bab 1 Pendahulua.………………………………………..............…………………………….……….1
     1.1 Latar Belakang
Masalah………………………………………….……………...........………….………………………1
        1.2 Identifikasi
Masalah……………….……………………………………………...........…….………………………1
        1.3 Rumusan
Masalah……………………………….…………………………...........……….………………………2
        1.4 Tujuan
Penelitian………………………...…………………………………..........….………………………….2
        1.5 Manfaat
Penelitian…………………………………...………………………..........….………………………….2
BAB 2 Pembahasan………………..……………………………..........………………………………..3
        1.1 Pengertian
Sampah………………………………...………………………………………..........…………………3
        1.2 Jenis-jenis
Sampah………………………………………..............……………………..........…………………….3
        1.3 Prinsip pengolahan
sampah……………………………………………………………...........…..........…………………….5
        1.4 Pengolahan
Sampah………………………………………………………..………………..........………………….6
        1.5 Cara Pengolahan
Sampah…………………………………………………………...………………….........…………….8
Bab 3 Penutup……………………………………………………………………........………………10
        1.1 Kesimpulan……………………....……………………………………….......………………10
        1.2 Saran……………………………………….……………………………………........……………….10
Daftar Pustaka…………………………………….……………………………………........………………..11


BAB I
PENDAHULUAN
1.1            Latar Belakang Masalah
Kebersihan pangkal kesehatan, kata-kata ini sudah tidak asing  bagi kita.Di suatu lingkungn sekoah seringkali sebuah sekolah mengalami permasalahan tentang kebersihan.Hal ini di sebabkan oleh para siswa yang membuang sampah sembarangan.

Sampah merupakan masalah yang dihadapi hampir seluruh Negara di dunia. Tidak hanya di Negara-negara berkembang, tetapi juga di Negara-negara maju, sampah selalu menjadi masalah. Rata-rata setiap harinya kota-kota besar di Indonesia menghasilkan puluhan ton sampah. Sampah-sampah itu diangkut oleh truk-truk khusus dan dibuang atau ditumpuk begitu saja di tempat yang sudah disediakan tanpa diapa-apakan lagi. Dari hari ke hari sampah itu terus menumpuk dan terjadilah bukit sampah seperti yang sering kita lihat.

Sampah yang menumpuk itu, sudah tentu akan mengganggu penduduk di sekitarnya. Selain baunya yang tidak sedap, sampah sering dihinggapi lalat. Dan juga dapat mendatangkan wabah penyakit. Walaupun terbukti sampah itu dapat merugikan, tetapi ada sisi manfaatnya. Hal ini karena selain dapat mendatangkan bencana bagi masyarakat, sampah juga dapat diubah menjadi barang yang bermanfaat. Kemanfaatan sampah ini tidak terlepas dari penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam menanganinya.

1.2             Identifikasi Masalah
berdasarkan latar belakang di atas,maka dapat di identifikasikan masalah sebagai berikut :
1.Bagaimana cara mengatasi sampah di sekitar kita ?
2. Bagaimana cara mengelola sampah tersebut ?
3. Bagaimana agar sampah tersebut dapat di manfaatkan dalam kehidupa sehari-hari ?

1.3             Rumusan Masalah
Dari identifikasi masalah di atas,di rumuskan suatu masalah yang akan di bahas dalam kary ilmiah ini yaitu :
Bagaimana cara penanggulangan sampah di sekitar kita serta cara pengelolaan sampah tersebut  agar dapat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.

1.4            Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan hal yang hendak di capai dalam pedoman untuk melakukan suatu kegiatan yang telah di rumuskan.Adapun tujuan di adakannya penelitian ini adalah :
1.Untuk membangkitkan kesadaran kita untuk tidak membuang sampah sembarangan.
2. Untuk memberikan pengarahan bahwa membuang sampah pada tempatnya itu sangat penting.
4. Untuk mengetahui pengaruh sampah dalam kehidupan sehari-hari.
5. Untuk mengetahui jenis-jenis sampah
7. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang sampah
8. Untuk mengetahui cara mengolah sampah
9. Mencoba menganalisis dan memecahkan masalah tentang sampah.

1.5           Manfaat Penelitian
1.Penelitian ini dapat membuka wawasan kita tentang kondisi lingkungan di sekitar kita.
2.Menambah pengetahuan bagi peneliti dan pembaca serta memperkenalkan manfaat pengolahan                                                                    
   Sampah.
3.Hasil penelitian ini di harapkan menjadi sumbangan ba siswa mengenai latar belakang pengolahan    
  Sampah.


BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian sampah
Sampah adalah barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai kalau dikelola dengan prosedur yang benar.Menurut kamus istilah lingkungan,sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembikinan atau pemkaian barang rusak atau bercatat dalam pembikinan manufaktur atau materi berkelebihan atau di tolak atau buangan.Sedangkan kata bapak Dr.Tandjung,M.sc,sampah adalah sesuatu yang tidak berguna lagi,di buang oleh pemiliknya atau pemakai semula.

Penumpukan sampah disebabkan oleh beberapa factor, diantaranya adalah volume sampah yang sangat besar sehingga malebihi kapasitas daya tampung tempat pembuangan sampah akhir (TPA), pengelolaan sampah dirasakan tidak memberikan dampak positif kepada lingkungan, dan kuranganya dukungan kebijakan dari pemerintah, terutama dalam memanfaatkan produk sampingan dari sampah yang menyebabkan tertumpuknya produk tersebut di tempat pembuangan akhir (TPA).

Permasalahan sampah merupakan hal yang krusial. Bahkan, dapat diartikan sebagai masalah kultural karena dampaknya mengenai berbagai sisi kehidupan, terutama di kota besar. Berdasarkan perkiraan,volume sampah yang di hasilkan oleh manusia rata-rata sekitar 0,5 kg/perkapita/hari,sehingga untuk kota besar seperti Jakarta yang memiliki penduduk sekitar 10 juta orang menghasilkan sampah sekitar 5000 ton/hari. Bila tidak cepat ditangani secara benar, maka kota-kota besar tersebut akan tenggelam dalam timbunan sampah berbarengan dengan segala dampak negatif yang ditimbulkannya seperti pencemaran air, udara, tanah, dan sumber penyakit.

Pada pengolahan sampah tidak ada teknologi tanpa meninggalkan sisa. Oleh sebab itu, pengolahan sampah membutuhkan lahan sebagai tempat pembuangan akhir (TPA).
Sampah sebagai barang yang memiliki nilai tidak seharusnya diperlakukan sebagai barang yang menjijikan, melainkan harus dapat dimanfaatkan sebagai bahan mentah atau bahan yang berguna lainnya.Pengolahan sampah harus dilakukan dengan efisien dan efektif, yaitu sedekat mungkin dengan sumbernya, seperti RT/RW, sekolah, rumah tangga sehingga jumlah sampah dapat dikurangi.

Pengelolaan sampah diantaranya dapat dimanfaatkan menjadi pupuk cair organik yang didalamnya terkandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman, perbaikan struktur tanah dan zat yang dapat mengurangi bakteri yang merugikan dalam tanah. Pupuk organik biasanya tidak meninggalkan residu / sisa dalam tanaman sehingga hasil tanaman akan aman bila dikonsumsi.

2.Jenis –jenis sampah
a.Berdasarkan sumbernya
   1. Sampah alam          
      Sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses daur ulang alami,seperti halnya daun-daunan kering di hutan yang terurai menjaditanah . Di luar kehidupan liar, sampah-sampah ini dapat menjadi masalah, misalnya daun-daun kering di lingkungan pemukiman.
  
2.Sampah manusia
    Sampah manusia adalah istilah yang biasa digunakan terhadap hasil-hasil pencernaan manusia, seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat menjadi bahaya serius bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor(sarana perkembangan) penyakit yang disebabkanvirus dan bakteri. Salah satu perkembangan utama pada dialektika manusia adalah pengurangan penularan penyakit melalui sampah manusia dengan cara hidup yang higenis dansanitasi. Termasuk didalamnya adalah perkembangan teori penyaluran pipa (plumbing). Sampah manusia dapat dikurangi dan dipakai ulang misalnya melalui sistem urinoir tanpa air.

3.Sampah konsumsi
    Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh (manusia) pengguna barang, dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang ke tempat sampah. Ini adalah sampah yang umum dipikirkan manusia. Meskipun demikian, jumlah sampah kategori ini pun masih jauh lebih kecil dibandingkan sampah-sampah yang dihasilkan dari proses pertambangan dan industri.

b.Berdasarkan sifatnya
   1.Sampah organic (degradable)
     Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos.

    2.Sampah anorganik (undegradable)
    Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk laiannya. Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual adalah plastik wadah pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton.

c.Berdasarkan bentuknya
     1.Sampah padat
Sampah adalah bahan baik padat atau cairan yang tidak dipergunakan lagi dan dibuang. Menurut bentuknya sampah dapat dibagi sebagai:
Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan sampah cair. Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah kebun, plastik, metal, gelas dan lain-lain. Menurut bahannya sampah ini dikelompokkan menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik Merupakan sampah yang berasal dari barang yang mengandung bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa sayuran, hewan, kertas, potongan-potongan kayu dari peralatan rumah tangga, potongan-potongan ranting, rumput pada waktu pembersihan kebun dan sebagainya.

Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam (biodegradability), maka dapat dibagi lagi menjadi:

1. Biodegradable: yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses biologi baik aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah pertanian dan perkebunan.

2. Non-biodegradable: yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi. Dapat dibagi lagi menjadi: 
 Recyclable: sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena memiliki nilai secara ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan lain-lain.
Non-recyclable: sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat diolah atau diubah kembali seperti tetra packs, carbon paper, thermo coal dan lain-lain.
 
        2.Sampah cair
Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah.
Limbah hitam: sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini mengandung patogen yang berbahaya.
Limbah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan tempat cucian. Sampah ini mungkin mengandung patogen.

        Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi.

Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri (dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi.
untuk mencegah sampah cair adalah pabrik pabrik tidak membuang limbah sembarangan misalnya membuang ke selokan.

3.Prinsip pengolahan sampah
Berikut adalah prinsip-prinsip yang bisa diterapkan dalam pengolahan sampah. Prinsip-prinsip ini dikenal dengan nama 4M, yaitu:

a.Mengurangi (Reduce)
Sebisa mungkin meminimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.

b.Menggunakan kembali (Reuse)
Sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang sekali pakai, buang (bahasa Inggris: disposable).

c.Mendaur ulang (Recycle)
Sebisa mungkin, barang-barang yang sudah tidak berguna didaur ulang lagi. Tidak semua barang bisa didaur ulang, tetapi saat ini sudah banyak industri tidak resmi (bahasa Inggris: informal) dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.

d.Mengganti (Replace)
Teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang-barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama.

4.Pengolahan Sampah
Alternatif Pengelolaan Sampah :
Untuk menangani permasalahan sampah secara menyeluruh perlu dilakukan alternatif-alternatif pengelolaan. Landfill bukan merupakan alternatif yang sesuai, karena landfill tidak berkelanjutan dan menimbulkan masalah lingkungan. Malahan alternatif-alternatif tersebut harus bisa menangani semua permasalahan pembuangan sampah dengan cara mendaur-ulang semua limbah yang dibuang kembali ke ekonomi masyarakat atau ke alam, sehingga dapat mengurangi tekanan terhadap sumberdaya alam. Untuk mencapai hal tersebut, ada tiga asumsi dalam pengelolaan sampah yang harus diganti dengan tiga prinsip–prinsip baru. Daripada mengasumsikan bahwa masyarakat akan menghasilkan jumlah sampah yang terus meningkat, minimisasi sampah harus dijadikan prioritas utama.

Sampah yang dibuang harus dipilah, sehingga tiap bagian dapat dikomposkan atau didaur-ulang secara optimal, daripada dibuang ke sistem pembuangan limbah yang tercampur seperti yang ada saat ini. Dan industri-industri harus mendesain ulang produk-produk mereka untuk memudahkan proses daur-ulang produk tersebut. Prinsip ini berlaku untuk semua jenis dan alur sampah.

Pembuangan sampah yang tercampur merusak dan mengurangi nilai dari material yang mungkin masih bisa dimanfaatkan lagi. Bahan-bahan organik dapat mengkontaminasi/ mencemari bahan-bahan yang mungkin masih bisa di daur-ulang dan racun dapat menghancurkan kegunaan dari keduanya. Sebagai tambahan, suatu porsi peningkatan alur limbah yang berasal dari produk-produk sintetis dan produk-produk yang tidak dirancang untuk mudah didaur-ulang; perlu dirancang ulang agar sesuai dengan sistem daur-ulang atau tahapan penghapusan penggunaan.

Program-program sampah kota harus disesuaikan dengan kondisi setempat agar berhasil, dan tidak mungkin dibuat sama dengan kota lainnya. Terutama program-program di negara-negara berkembang seharusnya tidak begitu saja mengikuti pola program yang telah berhasil dilakukan di negara-negara maju, mengingat perbedaan kondisi-kondisi fisik, ekonomi, hukum dan budaya. Khususnya sektor informal (tukang sampah atau pemulung) merupakan suatu komponen penting dalam sistem penanganan sampah yang ada saat ini, dan peningkatan kinerja mereka harus menjadi komponen utama dalam sistem penanganan sampah di negara berkembang. Salah satu contoh sukses adalah zabbaleen di Kairo, yang telah berhasil membuat suatu sistem pengumpulan dan daur-ulang sampah yang mampu mengubah/memanfaatkan 85 persen sampah yang terkumpul dan mempekerjakan 40,000 orang.

Secara umum, di negara Utara atau di negara Selatan, sistem untuk penanganan sampah organik merupakan komponen-komponen terpenting dari suatu sistem penanganan sampah kota. Sampah-sampah organik seharusnya dijadikan kompos, vermi-kompos (pengomposan dengan cacing) atau dijadikan makanan ternak untuk mengembalikan nutirisi-nutrisi yang ada ke tanah. Hal ini menjamin bahwa bahan-bahan yang masih bisa didaur-ulang tidak terkontaminasi, yang juga merupakan kunci ekonomis dari suatu alternatif pemanfaatan sampah. Daur-ulang sampah menciptakan lebih banyak pekerjaan per ton sampah dibandingkan dengan kegiatan lain, dan menghasilkan suatu aliran material yang dapat mensuplai industri.
Melalui proses dekomposisi terjadi proses daur ulang unsur hara secara alamiah. Hara yang terkandung dalam bahan atau benda-benda organik yang telah mati, dengan bantuan mikroba (jasad renik), seperti bakteri dan jamur, akan terurai menjadi hara yang lebih sederhana dengan bantuan manusia maka produk akhirnya adalah kompos (compost).

Setiap bahan organik, bahan-bahan hayati yang telah mati, akan mengalami proses dekomposisi atau pelapukan. Daun-daun yang gugur ke tanah, batang atau ranting yang patah, bangkai hewan, kotoran hewan, sisa makanan, dan lain sebagainya, semuanya akan mengalami proses dekomposisi kemudian hancur menjadi seperti tanah berwarna coklat-kehitaman. Wujudnya semula tidak dikenal lagi. Melalui proses dekomposisi terjadi proses daur ulang unsur hara secara alamiah. Hara yang terkandung dalam bahan atau benda-benda organik yang telah mati, dengan bantuan mikroba (jasad renik), seperti bakteri dan jamur, akan terurai menjadi hara yang lebih sederhana dengan bantuan manusia maka produk akhirnya adalah kompos (compost).

Pengomposan didefinisikan sebagai proses biokimiawi yang melibatkan jasad renik sebagai agensia (perantara) yang merombak bahan organik menjadi bahan yang mirip dengan humus. Hasil perombakan tersebut disebut kompos. Kompos biasanya dimanfaatkan sebagai pupuk dan pembenah tanah.
Kompos dan pengomposan (composting) sudah dikenal sejak berabad-abad yang lalu. Berbagai sumber mencatat bahwa penggunaan kompos sebagai pupuk telah dimulai sejak 1000 tahun sebelum Nabi Musa. Tercatat juga bahwa pada zaman Kerajaan Babylonia dan kekaisaran China, kompos dan teknologi pengomposan sudah berkembang cukup pesat.

Namun demikian, perkembangan teknologi industri telah menciptakan ketergantungan pertanian terhadap pupuk kimia buatan pabrik sehingga membuat orang melupakan kompos. Padahal kompos memiliki keunggulan-keunggulan lain yang tidak dapat digantikan oleh pupuk kimiawi, yaitu kompos mampu:(1)Mengurangi kepekatan dan kepadatan tanah sehingga memudahkan perkembangan akar dan kemampuannya dalam penyerapan hara.(2)Meningkatkan kemampuan tanah dalam mengikat air sehingga tanah dapat menyimpan air lebih ama dan mencegah terjadinya kekeringan pada tanah.(3)Menahan erosi tanah sehingga mengurangi pencucian hara.(4)Menciptakan kondisi yang sesuai untuk pertumbuhan jasad penghuni tanah seperti cacing dan mikroba tanah yang sangat berguna bagi kesuburan tanah.

5.Cara pengolahan sampah
             Pengolahan sampah erat kaitannya dengan masyarakat karena dari sampah tersebut akan hidup mikroorganisme penyebab penyakit(bakteri,pathogen) jadi sampah harus betul-betul dapat diolah agar tidak menimbulkan masalah. Pengolahan sampah meliputi pengumpulan, pengangkutan, sampai pemusnahan.

Cara pengolahan sampah adalah sebagai berikut:

1. Pengumpulan dan pengangkutan
    Pengumpulan dan pengangkutan sampah adalah tanggung jawab msing-masing rumah tangga / institusi penghasil sampah harus membangun tempat pembuangan dan pengumpulan sampah, lal diangkat keTSP(tempat pembuangan sementara, lalu ketempat pembuangan akhir).

2.Pemusnahan dan pengolahan
    Pemusnahan dan pengolahan sampah padat dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain :
1.Ditanam( land fill),yaitu membuat lubang didalam tanah kemudian ditimbun dalam tanah.
2.Dibakar(incineration) yaitu membakar sampah dalam incinerator.
3.Dijadikan pupuk misalnya kotoran hewan dikumpulkan menjadi pupuk kompos.
Berikut adalah salah satu contoh pengolahan sampah yang dapat di manfaatkan dalam kehidupan sehari-hari yaitu sebagai berikut :

Daur ulang Kaleng Bekas  

Anda tentu sering merasa pusing bagaimana memanfaatkan barang bekas, seperti kaleng susu, roti, atau yang lainnya. Anda tidak harus langsung membuangnya. Dengan sedikit kreativitas dan ketekunan, anda pun dapat membuat sesuatu yang lebih bermanfaat darinya. Anda pun dapat memanfaatkannya untuk dapat digunakan sebagai wadah pensil, tempat sampah, tempat cucian atau lainnya.

Bahan-bahan yang dibutuhkan adalah : kaleng bekas, cat berwarna putih, pensil atau pulpen, cat akrilik. Hal pertama yang harus anda siapkan adalah kaleng bekas sebagai bahan utama untuk dapat dimanfaatkan kembali. Ambil kaleng bekas, kemudian dicuci sampai bersih, baik bagian dalam maupun bagian luarnya. Hal ini dimaksudkan untuk menghilangkan kotoran, baik berupa bekas makanan, minyak atau pun debu yang menempel pada kaleng yang akan digunakan. Setelah kaleng dibersihkan, kemudian dikeringkan agar dapat dilakukan proses selanjutnya.

Setelah kaleng bersih dan kering, kemudian dilakukan proses pelapisan kaleng dengan menggunakan cat berwarna putih. Warna putih dipilih karena warna ini netral sehingga proses pengecatan warna selanjutnya akan lebih mudah dan hasilnya pun menjadi maksimal serta sekaligus untuk melapisi merk dari kaleng yang digunakan.

Setelah kaleng dilapisi warna putih, kemudian dikeringkan dengan cara diangin-anginkan. Tahap selanjutnya adalah dengan melukis kaleng dengan menggunakan pensil atau pulpen. Pola gambar adalah sesuai dengan selera anda. Anda dapat membuat gambar hewan, bunga, pemandangan, tokoh kartun, angka, huruf, atau pola abstrak yang anda sukai. Setelah pola tergambar pada kaleng, anda dapat mengecatnya dengan menggunakan cat akrilik. Warna untuk tiap motif pun sesuai dengan kesukaan anda. Namun, bila anda mendaur ulang kaleng untuk anak anda, anda dapat menggunakan warna cerah dan ‘ngejreng’ karena anak-anak suka sekali bila barang mereka.

Karena ini adalah proses daur ulang dan dan dibuat secara ‘handmade’ maka hasilnya pun spesial. Tidak ada yang sama. Ini adalah salah satu kelebihan membuat pola sendiri. Bila anda mengajak anak anda untuk mendaur ulang kaleng bekas di rumah, ini akan membantu merangsang kreativitas anak anda. Dan mereka pun akan bangga dengan hasil karya mereka sendiri. So, manfaatkan kaleng bekas di rumah anda. Dan anda pun dapat berkreasi dengannya.


BAB 3
PENUTUP
1.Kesimpulan
             Sampah adalah barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai kalau dikelola dengan prosedur yang benar.
Jenis-jenis sampah dapat di bagi menjadi 4 yaitu :

Ø Berdasarkan sumbernya seperti :
a.Sampah alam
b.Sampah manusia
c. Sampah konsumsi
Ø Berdasarkan sifatnya seperti :
a.Sampah organic(degradable)
b.Sampah anorganik(undegradable)
Ø Berdasarkan bentuknya seperti :
a.Sampah padat
b.Sampah cair

             prinsip-prinsip yang bisa diterapkan dalam pengolahan sampah di kenal juga dengan nama 4M yaitu : mengurangi,menggunakan kembali,mendaur ulang,dan mengganti.

             Cara pengolahan sampah dapat di mulai dari pengumpulan dan pengangkutan serta pemusnahan dn pengolahan.

2.Saran
Cara pengendalian sampah yang paling sederhana adalah dengan menumbuhkan kesadaran dari dalam diri untuk tidak merusak lingkungan dengan sampah. Selain itu diperlukan juga kontrol sosial budaya masyarakat untuk lebih menghargai lingkungan, walaupun kadang harus dihadapkan pada mitos tertentu. Peraturan yang tegas dari pemerintah juga sangat diharapkan karena jika tidak maka para perusak lingkungan akan terus merusak sumber daya.


DAFTAR PUSTAKA
Alberts,B.et al.Biologi Molekuler Sel,Edisi ke dua,1994,Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama,Jakarta,1994.
Hhtp://id.wikipedia.org/wiki/kebersihan
http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=10187
http://www.google.com

Bagimana dengan info yang kami sampaikan tentang Contoh Karya Tulis Ilmiah Tentang Sampah yang ada diatas? kalau anda menyukai anda tinggal copy paste saja tentang Karya Tulis Ilmiah Tentang Sampah yang kami sampaikan diatas tersebut.Sehingga ada tinggal edit sesuaikan dengan pengetahuan anda ya heheh..Terima kasih banyak atas kunjungan anda di blog kami ini dan jangan lupa selalu ketahui disini dimana kami akan memberikan banyak sekali tentang karya tulis ilmiah yang lainya disini, sehingga anda tidak akan ketinggalan untuk mengetahui karya ilmiah yang lainya oke.
5.1. Pengertian TPA

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) merupakan tempat dimana sampah mencapai tahap terakhir dalam pengelolaan sejak mulai timbul di sumber, pengumpulan, pemindahan/pengangkutan, pengolahan dan pembuangan. TPA merupakan tempat dimana sampah diisolasi secara aman agar tidak menimbulkan gangguan terhadap lingkungan sekitarnya. Karenanya diperlukan penyediaan fasilitas dan perlakuan yang benar agar keamanan tersebut dapat dicapai dengan baik.

Selama ini masih banyak persepsi keliru tentang TPA yang sering dianggap hanya sebagai  tempat pembuangan sampah. Hal ini menyebabkan banyak pemerintah daerah merasa sayang untuk mengalokasikan pendanaan bagi penyediaan fasilitas di TPA yang dirasakan kurang prioritas dibandingkan dengan penggunaan sektor lainnya. Di TPA, sampah masih mengalami proses penguraian secara alamiah dengan jangka waktu panjang. Beberapa jenis sampah dapat terurai secara cepat, sedang yang lainnya lebih lambat; bahkan beberapa jenis sampah tidak berubah sampai puluhan tahun; misalnya pastik. Hal ini memberikan gambaran bahwa setelah TPA selesai digunakanpun masih ada proses yang berlangsung dan menghasilkan beberapa zat yang dapat mengganggu lingkungan. Karenanya masih diperlukan pengawasan terhadap TPA yang telah ditutup.

5.2. Metode Pembuangan Sampah

Pembuangan sampah mengenal beberpa metode dalam pelaksanaannya yaitu :

5.2.1 Open Dumping

Open Dumping atau pembuangan terbuka merupakan cara pembuangan sederhana dimana sampah hanya dihamparkan pada suatu lokasi; dibiarkan terbuka tanpa pengaman dan ditinggalkan setelah lokasi tersebut penuh. Masih ada Pemda yang menerapkan sistem seperti ini karena alasan keterbatasan sumber daya (manusia, dana, dll)

Cara ini tidak direkomendasikan lagi mengingat banyaknya potensi pencemaran ligkungan yang ditimbulkannya seperti :

Perkembangan vektr penyakit seperti lalat, tikus, dll
Polusi udara oleh bau dan gas yang dihasilkan.
Polusi air akibat lindi (cairan sampah) yang timbul.
Estetika lingkungan yang buruk karena pemandangan yang kotor
5.2.2 Controll landfill

Metode ini merupakan peningkatan dari open dumping dimana secara periodik sampah yang telah tertimbun ditutup dengan lapisan tanah untuk mengurangi potensi gangguan lingkungan yang ditimbulkan. Dalam operasionalnya juga dilakukan perataan dan pemadatan sampah untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan lahan dan kestabilan permukaan TPA.

Di Indonesia, metode control landfill dianjurkan untuk ditetapkan di kota sedang dan kota kecil. Untuk dapat melaksanakan metode ini diperlukan penyediaan beberapa fasilitas diantaranya :

Saluran drainase untuk mengendalikan aliran air hujan
Saluran pengumpul lindi dan kolam penampungan
Pos pengendalian operasional
Fasilitas pengendalian gas metan
Alat berat
5.2.3 Sanitary landfill

Metode ini merupakan metode standar yang dipakai secara internasional dimana penutupan sampah dilakukan setiap hari sehingga potensi gangguan yang timbul dapat diminimalkan. Namun demikian diperlukan penyediaan prasarana dan sarana yang cukup mahal bagi penerapan metode ini sehingga sampai saat ini baru dianjurkan untuk kota – kota besar dan metropolitan.

5.3. Persyaratan Lokasi TPA

Mengingat besarnya potensi dalam menimbulkan gangguan terhadap lingkungan maka pemilihan lokasi TPA harus dilakukan dengan seksama dan hati-hati. Hal ini dapat ditunjukkan dengan sangat rincinya persyaratan lokasi TPA seperti tercantum dalam SNI dan UU RI No.18 Tahun 2008, tentang Tata Cara Pemilihan Lokasi Tempat Pembuangan Akhir Sampah da; yang diantaranya dalam kriteria regional
dicantumakan:

Bukan daerah rawan geologi (daerah patahan, daerah rawan longsor, rawan gempa, dll)
Bukan daerah rawan hidrogeologis yaitu daerah dengan kedalaman air tanah kurang 3 meter, jenis tanah mudah meresapkan air, dekat dengan sumber air (dalam hal tidak terpenuhi harus dilakukan masukkan teknologi)
Bukan daerah rawan topografis (kemiringan lahan lebih dari 20 %)
Bukan daerah rawan terhadap kegiatan penerbangan di bandara (jarak minimal 1,5 – 3 meter)
Bukan daerah/kawasan yang dilindungi.
5.4. Jenis dan Fungsi Fasilitas TPA

Untuk dapat dioperasikan dengan baik maka TPA perlu dilengkapi dengan rasarana dan sarana yang meliputi:

5.4.1 Prasarana Jalan

A. Jalan Masuk/Jalan Penghubung

Jalan masuk atau jalan penghubung adalah jalan yang menghubungkan lokasi TPA dengan jaringan jalan kota (jalan utama). Prasarana dasar ini sangat menentukan keberhasilan pengoperasian TPA. Semakin baik kondisi jalan ke TPA akan semakin lancar kegiatan pengangkutan sehingga efisiensi keduanya menjadi tinggi.

Konstruksi jalan TPA cukup beragam disesuaikan dengan kondisi setempat sehingga dikenel jalan TPA dengan konstruksi :

Hotmix
Beton
Aspal
Perkerasan sirtu
Kayu
Dalam hal ini TPA perlu dilengkapi dengan :

Jalan masuk/akses ; yang menghubungkan TPA dengan jalan umum yang telah tersedia.
Jalan penghubung; yang menghubungkan antara satu bagian dengan bagian lain dalam wilayah TPA.
Jalan oprasi/kerja; yang diperlukan oleh kendaraan pengangkut menuju titik pembongkaran sampah.
Pada TPA dengan luas dan kapasitas pembuangan yang terbatas biasanya jalan penghubung dapat juga berfungsi sekaligus sebagai jalan kerja ( operasi ).
Adapun kriteria jalan masuk ke lokasi TPA adalah sebagai berikut :

Merupakan jalan 2 arah
Kecepatan rencana kendaraan yang melintasi maksimum 30 km/jam.
Lebar perkerasan jalan minimum 8 m dan bahu jalan minimum 2 m (minimum ROW 12 m)
Kemiringan melintang 2%
Kemiringan memanjang + 1 o/oo (datar) dan elevasi jalan diatas HHWL.
Konstruksi tidak permanent dengan tekanan gendar rencana maksimum 8 ton. Mengingat kondisi pondasi dasar jalan masih mengalami penurunan (settlement), disarankan memakai konstruksi paving sehingga memudahkan dalam perbaikan badan jalan. Jalan dapat dirubah menjadi permanent apabila daya dukung tanah sudah stabil.
B. Jalan Kerja

Jalan kerja merupakan jalan operasioanal yang berfungsi sebagai lintasan kendaraan angkutan truk sampah untuk dapat sedekat mungkin dengan lokasi penimbunan sampah.

Kriteria jalan kerja untuk lokasi TPA adalah sebagai berikut :

Merupakan jalan 2 arah dengan sistem cul de sac.
Lebar badan jalan 4 m dan lebar bahu jalan minimum 1 m.
Pada tempat-tempat tertentu bahu jalan diperlebar untuk dimanfaatkan sebagai lokasi penurunan sampah (tipping area).
Kemiringan melintang 2%
Kemiringan memanjang + 10/00 (datar) dan elevansi jalan diatas HHWL.
Kecepatan truk rencana 20 km/jam.
Konstruksi tidak permanent dengan tekanan gandar rencana maksimum 8 ton. Mengingat kondisi pondasi dasar jalan yang masih mengalami penurunan (settlement), disarankan memakai konstruksi paving sehingga memudahkan dalam perbaikan badan jalan. Jalan dapat dirubah menjadi permanent apabila daya dukung tanah sudah stabil.

Lagu syukur